KEPEMIMPINAN
A.
Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan bisa dibut juga sebagai
proses dimana seseorang bisa mempengaruhi dan mengarahkan segala tindakan orang
di sekelilingnya
Sebagaimana didefinisikan oleh Stoner,
Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the process of
directing and influencing the task related activities of group members. Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi
para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Lebih jauh
lagi, Griffin (2000) membagi pengertian kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu
sebagai proses, dan sebagai atribut. Sebagai proses,
kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para pemimpin, yaitu
proses di mana para pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk memperjelas tujuan
organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau yang dipimpinnya, memotivasi mereka
untuk mencapai tujuan tersebut, serta membantu menciptakan suatu budaya
produktif dalam organisasi. Adapun dari sisi atribut,
kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin dapat didefinisikan sebagai seorang yang
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain tanpa menggunakan
kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya
sebagai sosok yang layak memimpin mereka.
Selain itu banyak juga pendapat dari
para tokoh mengenai arti dari kepemimpinan ini, yaitu:
1.
Kepemimpinan adalah pengaruh
antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan
melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan
tertentu. (Tannenbaum, Weschler, & Massarik, 1961:24)
2.
Kepemimpinan adalah
pembentukkan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi
(Stogdill, 1974:411).
3.
Kepemimpinan adalah peningkatan
pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada di atas kepatuhan mekanis
terhadap pengarahan rutin organisasi ( Katz & Kahn, 1978:528).
4.
Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi kea rah pencapaian
tujuan ( Rauch & Behling, 1984:46)
5.
Kepemimpinan adalah sebuah
proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif dan yang
mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai
sasaran ( Jacob&Jacques, 1990:281)
6.
Para pemimpin adalah mereka yang
secara konsisten memberi kontribusi yang efektif terhadap orde social dan yang
diharapkan dan dipersepsikan melakukannya (Hosking, 1988:153)
7. Kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh social yang dalam hal ini
pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk
menstruktur aktifitas-aktifitas serta hubungan-hubungan
sebuah kelompok atau organisasi (Yukl, 1994:2)
B.
Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan membicarakan
bagaimana seseorang menjadi pemimpin atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin.
Ada beberapa teori tentang kepemimpinan, di antaranya ialah :
1. Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam
mengadakan "leaders are born and not made". bahwa penganut teori ini
mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat
pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia
akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah
menetapkan ia menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa
"leaders are born and not made", make penganut-penganut sosial
mengatakan sebaliknya yaitu :
"Leaders are made and not born".
3. Teori
Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari
kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-penganut teori ini
berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada
waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana
kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman
yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat
yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi
positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori
yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan. Namun demikian
penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat
mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan
seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik
C. .Perkembangan
kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan karakter yang
tercipta daripada organisasi sosial yang telah terbentuk secara alami ataupun
sengaja ditumbuhkan atau sebagai hasil dinamika daripada interaksi sosial. Hal ini
tumbuh karena adanya sebuah kelompok sosial yang dimana seseorang atau beberapa
orang di antara warga-warganya berperan lebih unggul dan aktif
daripada rekan-rekannya dalam bekerja ataupun memimpin jga mengatur
kinerja rekan-rekanya yang lain, sehingga orang tadi atau beberapa orang
tampak lebih menonjol daripada yang lainnya. Itulah asal mula timbulnya
kepemimpinan, yang kebanyakan timbul dan berkembang dalam struktur sosial yang
kurang stabil. Munculnya seorang pemimpin sangat diperlukkan dalam keadaan –
keadaan di mana tujuan daripada kelompok sosial yang bersangkutan terhalang
atau apabila kelompok tadi mengalami ancaman- ancaman dari luar. Dalam keadaan
demikianlah, agak sulit bagi warga – warga kelompok yang bersangkutan untuk
menentukkan langkah – langkah yang harus diambil da lam mengatasi kesulitan
yang dihadapinya.
Munculnya seorang pemimpin merupakkan
hasil dari suatu proses yang dinamis yang sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan
kelompok t ersebut. Apabila dalam saat tersebut muncul seorang pemimpin, maka
kemungkinan besar kelompok tersebut akan mengalami suatu disintegrasi. Tidak
munculnya pemimpin tadi adalah mungkin karena seorang individu yang diharapkan
menjadi pimpinan, ternyata tidak berhasil membuka
D.
Fungsi Kepemimpinan
·
Pemimpin sebagai eksekutif (
executive Leader)
Sering kali disebut sebagai
administrator atau manajer. Fungsinya adalah
menerjemahkan kebijaksanaan menjadi
suatu kegiatan, dia memempin dan mengawasi tindakan orang-orang
yang menjadi bawahannya. Dan membuat keputusan-keputusan yang
kemudian memerintahkannya untuk dilaksanakan. Kepemimpinan ini banyak ditemukan
didalam masyarakat dan biasanya bersifat kepemerintahan, mulai dari pusat
sampai ke daerah-daerah memerlukkan fungsi tersebut.
·
Pemimpin sebagai penengah
Dalam masyarakat modern, tanggung jawab
keadilan terletak di tangan pemimpin
dengan keahliaanya yang khas dan
ditunjuk secara khusus. Ini dikenal dengan pengadilan. Dan bidang lainnya,
umpamanya dalam bidang olahraga, terdapat wasit yang mempunyai tugas sebagai
wasit.
·
Pemimpin sebagai penganjur
Sebagai propagandis, sebagai juru
bicara, atau sebagai pengarah opini merupakkan orang-orang penting
dalam masyarakat. Mereka bergerak dalam bidang komunikasi dan publistik yang
menguasai ilmu komunikasi.
Penganjur adalah sejenis pemimpin yang
memberi inspirasi kepada orang lain. Seringkali ia merupakkan orang yang pandai
bergaul dan fasih berbicara.
·
Pemimpin sebagai ahli
Pemimpin sebagai ahli dapat dianalogikan
sebagai instruktur atau seorang juru
penerang, berada dalam posisi yang
khusus dalam hubungannya dengan unit sosial dimana dia bekerja. Kepemimpinannya
hanya berdasarkan fakta dan hanya pada bidang dimana terdapat fakta. Termasuk
dalam kategori ini adalah guru, petugas sosial, dosen, dokter, ahli hukum, dan
sebagainya yang mencapai dan memelihara pengaruhnya karena mereka mempunyai
pengetahuan untuk diberikkan kepada orang lain
·
Pemimpin diskusi
Tipe pemimpin yang seperti ini dapat
dijumpai dalam lingkungan kepemimpinan yang demokratis dimana komunikasi
memegang peranan yang sangat penting. Seseorang yang secara lengkap memenuhi
kriteria kepemimpinan demokratis ialah orang yang menerima peranannya sebagai
pemimpin diskusi.
E.
Tipe – tipe kepemimpinan
·
Tipe Otokratik
Dilihat dari persepsinya seorang
pemimpin yang otokratik adalah seorng yang sangat egois. Seorang pemimpin yang
otoriter akan menunjuukkan sikap yang menonjol ”keakuannya”, antara lain dalam
bentuk:
·Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat
lain ddalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai
harkat dan martabat mereka.
·Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas
tanpa mengaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para
bawahannya.
·Pengabaian peran para bawahan dalam proses pemgambilan keputusan.
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan adalah:
·Menuntut ketaatan penuh dari bawahannya.
·Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.
·Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
·Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjaduinya penyimpangn
oleh bawahan.
·
Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya
terdapat dilingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya
dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa
hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua
atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan
atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh- tokoh adat, para ulama dan guru.
Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
·
Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak
dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang
ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga
mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat
besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharisnatik adalah seseorang yang
dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidk selalu dapat
menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
·
Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya
organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota
organisasi terdiri ari orang-orang yang sudah dewasa yang
mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran- sasaran apa yang ingin
dicapai, tugas yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota
dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
·
Tipe Demokratis
a.Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku
koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
b.Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian
rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang
tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.
c.Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan
tingkatnya.
d.Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung
harkat dan martabat manusia.
F.
Ciri – cirri Kepemimpinan
Banyak ciri-ciri pemimpin
dan kepemimpinan yang ditampilkan oleh para pakar
yang meliputi ciri-ciri
fisik, ciri-ciri intelektual, dan ciri-ciri
kepribadian. Dr.W.A. Gerungan telah mengetengahkan ciri-ciri yang
dimiliki oleh kebanyakan pemimpin yang baik dan dijadikan perhatian para
penilai ketika sedang melaksanakan penyaringan terhadap calon-calon
pemimpin dalam latihan-latihan kader kepemimpinan. Penjelasannya
sebagai berikut:
·
Persepsi Sosial
Persepsi sosial dapat diartikan sebagai
kecakapan dalam melihat dan memahami perasaan, sikap dan kebutuhan anggota-anggota
kelompok. Kecakapan ini sangat dibutuhkan untuk memenuhi tugas kepemimpinan.
Persepsi sosial ini terutama diperlukkan oleh seorang pemimpin untuk dapat
melaksanakan tugasnya dalam memberikan pandangan dan patokkan yang menyeluruh
dari keadaan-keadaan didalam dan diluar kelompok.
·
Kemampuan berpikir abstrak
Kemampuan berpikir abstrak dapat
menjadikkan indikasi bahw seseorang mempunyai kecerdasan yang tinggi. Kemampuan
abstrak yang sebenarnya merupakan salah satu segi dari struktur intelegensi,
khusus dibutuhkan oleh seorang pemimpin untuk dapat menafsirkan kecenderungan-kecenderungan
kegiatan di dalam kelompok dan keadaan umum diluar kelompok dalam hubungannya
degan tujuan kelompok.
Ini berarti bahwa ketajaman persepsi
dan kemampuan menganalisis didampingi oleh kemampuan abstrak dan
mengintegrasikan fakta-fakta interaksi sosial didalam dan diluar
kelompok. Kemampuan tersebut memerlukan taraf intelegensia yang tinggi pada
seorang pemimpin yang harus diarahkan oleh persepsi sosial yang telah
diterangkan diatas.
·
Keseimbangan emosional
Merupakan faktor paling penting dalam
kepemimpinan. Jelasnya, pada diri seorang pemimpin harus terdapat kematangan
emoional yang berdasarkan kesadaran yang mendalam akan kebutuhan-kebutuhan,
keinginan-keinginan, cita-cita, dan alam perasaan,
serta pengintegrasian kesemuanya itu kedalam suatu kepribadian yang harmonis.
Dan ini bukanlah suatu kepribadian harmoni yang beku dan statis, melainkan
suatu harmoni dalam ketegangan-ketegangan emosional, suatu
keseimbangan yang dinamis, yang dapat bergerak kemana-mana, tetapi
mempunyai dasar yang matang dan stabil. Kematangan emosional ini diperlukkan
oleh seorang pemimpin untuk dapat turut merasakan keinginan dan cita-cita
anggota kelompok dalam rangka melaksanakan tugas kepemimpinan dengan sukses.
G.
Hambatan dalam kepemimpinan
·
Fakor internal
Kurangnya motivasi dari pemimpin itu
sendir, emosi yang tidak stabil, tidak percata diri, takut dalam mengambil
resiko, terbatasnya kecakapan pemimpin.
·
Fakor eksternal
Tidak adanya dukungan dari orang
terdekat, tidak adanya dukungan dari bawahan, terlalu banyak tekanan.
H.
Syarat
pemimpin yang baik
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
seorang yang tergolong sebagai pemimpin adalah seorang yang pada waktu lahirnya
yang berhasil memang telah diberkahi dengan bakat-bakat
kepemimpinan dan karirnya mengembangkan bakat genetisnya melalui pendidikan
pengalaman kerja.
Pengembangan kemampuan itu adalah suatu
proses yang berlangsung terus menerus dengan maksud agar yang bersangkutan
semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan.
Walaupun belum ada kesatuan pendapat
antara para ahli mengenai syarat-syarat ideal yang harus dimiliki
oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di antaranya yang terpenting adalah
sebagai berikut :
a)Memiliki inteligensi yang tinggi dan pendidikan umum yang luas
b)Bersifat ramah tamah dalam tutur kata, sikap, dan perbuatan
c)Berwibawa dan memiliki daya tarik
d)Sehat jasmaniah maupun rohaniah (fisik maupun mental)
e)Kemampuan analistis
f)Memiliki daya ingat yang kuat
g)Mempunyai kapasitas integratif
h)Keterampilan berkomunikasi
i)Keterampilan mendidik
j)Personalitas dan objektivitas
k)Jujur (terhadap diri sendiri, atasan, bawahan, sesama pegawai)